Judul : Saman
Penulis : Ayu Utami
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN :979-9023-17-3
Tahun Terbit : April 1998
Genre : Fiksi
Penilaian : 4 / 5 (Bagus)
Pada kesempatan kali ini saya akan mereview sebuah buku karya salah satu penulis peremuan yang cukup terkenal di Indonesia, yaitu Ayu Utami. Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena buku ini bisa dikatakan buku jadul yang terbit pada tahun 1998. Saya menemukan buku Saman ini ketika bersilahturahmi kembali ke rumah nenek di Jakarta. Karena kedua tante saya bisa dibilang penggemar buku, jadi dirumah nenek saya terdapat banyak buku yang tersimpan digudang. Kebetulan saya sendiri juga suka membaca maka saya putuskan untuk mencari buku bagus secara cuma-cuma disana dan ditemukanlah buku Saman ini.
Kembali pada topik pembahasan, buku ini menurut saya bisa disebut buku Dwilogi karena terdapat kelanjutan cerita pada novel berjudul Larung. Buku karya Ayu Utami ini meraih penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta sebagai juara satu sayembara roman pada tahun 1998. Jujur pada saat melihat buku ini dan membaca pada halaman pertama bahwa buku ini memenangkan sayembara, saya langsung tertarik membacanya.
Di buku ini kalian tidak akan menemukan lembar daftar isi. Kalian akan langsung diajak untuk mengikuti arus cerita. Berbicara tentang alur cerita, menurut saya alur yang digunakan secara mayoritas adalah alur mundur dengan sedikit alur maju. Hal itu dibuktikan dengan bagian yang menceritakan sebuah rencana pertemuan Laila dengan kekasihnya, lalu disusul penjelasan tentang awal mula pertemuan pertama dengan kekasihnya, Sihar.
Tokoh pada buku ini, yaitu Laila sebagai tokoh utama dengan karakter terlalu berperasaan, Shakuntala sebagai tokoh yang senang menari dengan karakter kritisnya, Cok sebagai tokoh wanita yang paling gemar bergonta-ganti pasangan, Yasmin sebagai tokoh yang paling pintar dengan karakter cerdik. Sihar sebagai kekasih Laila, dan Saman.
Masuk kepada isi cerita, saya membaginya menjadi tiga pokok utama isi cerita dari buku ini, yaitu persahabatan keempat tokoh wanita (Laila, Yasmin, Cok, Shakuntala), kedua adalah percintaan antara Laila dan Sihar, dan yang paling penting adalah cerita tentang Saman sendiri.
Bagian yang menurut saya menjadi nilai lebih dari novel ini adalah intepretasi tentang kekerasan, seksualitas, dan hal-hal yang dianggap tabu diceritakan secara gamblang disini. Pada jalan cerita percintaannya juga tak mudah ditebak, selalu ada bagian cerita yang mind blowing. Terakhir adalah sudut pandangnya yang selalu berubah-ubah.
Bagian cerita paling saya suka dinovel ini adalah ketika Shakuntala menceritakan sedikit tentang masa lalunya yang sangat membenci ayah kandungnya sendiri. Menggunakan sudut pandang orang pertaman, kata-kata saat ia bercerita sungguh membuat saya tenggelam pada diksi yang belum pernah saya temui sebelumnya.
Cerita tentang Saman adalah cerita yang paling mendominasi di novel ini. Ceritanya diawali dengan pendidikan pastornya disebuah gereja.Sedikit informasi Saman sendiri ialah mantan kekasih Laila. Nama Saman bukanlah nama aslinya, nama itu berasal dari pengalaman panjangnya selama di Prabumulih.
Sebagai bagian penutup review ini, saya memberikan penilaian 4 dari 5 atau bagus. Semoga review ini dapat bermanfaat, sekian dan terima kasih.
Posting Komentar
Posting Komentar