Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

Review Novel : The Day of The Storm

 


Judul  : The Day of The Storm

Penulis  : Rosamunde Pilcher

Alih Bahasa  : Monica Dwi Chresnayani

Penerbit  : Gramedia Pustaka

ISBN  : 979-655-032-6

Tahun Terbit : 1996

Genre  : Roman

Penilaian  : 3.8/5

 

    Sepeninggal mendiang ibunya, Rebecca Bayliss berangkat ke Cornwall. Untuk mengabarkan kematian seorang putri yang lari dari keluarganya bertahun-tahun lalu kepada sang ayah. Rebecca yang tidak pernah mengenal semua keluarganya sedari kecil.

    Itu adalah sepenggal kutipan sinopsis yang ada di buku The Day of The Storm. Sebuah buku yang ditulis oleh penulis wanita berkebangsaan Inggris bernama Rosamunde Pilcher. Buku yang satu ini memang umurnya sudah cukup tua, karena terbit pada tahun 1975 di Inggris dan baru diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pada tahun 1996. Saya sendiri baru membacanya sekitar tahun 2015an. Bentuk bukunya simpel dan tidak terlalu tebal karena jumlah halamanya hanya 288. Hal itu membuatnya tidak memakan tempat di tas kalian dan tidak berat jika dibawa ke taman atau ke cafe.Mungkin Kalo istlitah saya, easy to go.

    Seperti pada sinopsis yang sudah saya cantumkan di atas, buku ini menceritakan seorang perempuan bernama Rebecca Bayliss yang tinggal di London . Di sana ia tinggal seorang diri di sebuah flat kecil dan bekerja di salah satu toko buku milik Stephen Forbes. Rebbeca sendiri merupakan anak yatim, ia tak pernah mengenali sosok ayah kandungnya sedari ia lahir. Bukan hanya ayahnya saja, bahkan ia tak mengenal kakek, nenek, paman, atau siapapun keluarga sedarahnya. Sebelum memutuskan tinggal sendiri di London, ia sempat tinggal bersama dengan ibunya. Namun seiring dengan bertambahnya usia, Rebeeca tak ingin membebankan sang ibu dan ingin hidup mandiri dengan hasil kerja kerasnya sendiri.

    Aku tak punya ayah, dan ibuku tinggal di luar negeri. Ia tinggal di Ibiza. Itu sebabnya aku ingin punya tempat tinggal sendiri” (Halaman14).

    Bertahun-tahun setelah kepergiaanya, ia tak pernah lagi mendapat kabar dari sang ibu. Ia selalu mengirim pesan melalui surat, namun tak pernah mendapat balasan karena ibunya tak pandai menulis surat. Pada awal cerita saya cukup tersentuh karena Rebecca harus merayakan hari Natal tanpa keluarganya. Beruntung keluarga Mr Forbes bersimpati dan mengajaknya berkumpul pada setiap natal tiba.

    Konflik cerita pada novel The Day of The Storm di awali ketika Rebbeca mendapat sebuah surat dari seorang pria bernama Otto Pedersen yang memberitahu kondisi Ibunya. Di dalamnya tertulis bahwa ibu Rebecca sedang menderita sakit kronis Nahasnya, surat itu baru sampai pada Rebecca setelah satu bulan tergeletak di flat lamanya. Tentu hal tersebut menjadi momok yang menyedihkan bagi Rebecca, karena itu adalah kondisi satu bulan yang lalu dan ia tak tahu kondisi ibunya apakah masih hidup atau sudah mati. Surat itu juga menjadi awal perjalananya menuju perkenalan keluarga-keluarga yang tak pernah ia kenal sebelumnya.

    Masuk kepada penilaian isi cerita, secara keseluruhan saya cukup menikmatinya. konfik-konfik yang disajikan cukup menarik walaupun terdapat beberapa bagian yang menurut saya membosankan. khususnya pada bagaian yang menceritakan perjalanannya menuju Ibiza dan Cornwall. Akan tetapi, ada satu hal yang saya suka dari buku ini yaitu penggambaran melalui kata-katanya yang jelas sehingga mudah dimengerti. Rosamunde menggunakan takaran majas yang pas sehingga tidak meninggalkan esensi dari cerita.

    Itulah sedikit review tentang buku The Day of The Storm. Semoga dapat menjadi bahan refenrensi dan semoga bermanfaat juga. Mohon maaf apabila ada kekeliruan dalam penulisan. Sekian dan terima kasih telah membaca.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter