Judul : Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Penulis : Mark Manson
Penerbit : Gramedia
ISBN : 978-602-452-698-6
Tahun Terbit : 2018
Ratting : 3,93 / 5
Hasrat untuk mengejar semakin banyak pengalaman positif sesungguhnya ialah pengalaman negatif, sebaliknya secara paradoksal, penerimaan seseorang terhadap pengalaman negatif justru merupakan pengalaman positif (halaman-10)
Tak dapat dipungkiri sekitar dua tahun yang lalu, tepatnya 2018 buku ini banyak muncul di beranda Instagram saya, baik itu di story maupun explore. Saat itu saya belum sampai tertarik untuk langsung membelinya sekaligus mengurungkan niat untuk melihat sinopsis ataupun review-nya di website. Karena saya bakal tahu pasti buku ini spektakuler dan tidak mau menerima bentuk bocoran apapun tentang buku ini. Banyak teman saya yang notabenenya jarang membaca buku cetakpun membeli buku ini. Hal itu membuat saya akhirnya termotivasi juga untuk mengumpulkan uang supaya dapat membelinya. Alhamdulillah setelah tiga tahun berlalu akhirnya saya dapat meminjam buku ini dari teman saya 😁
Sebelum masuk pada pembahasan isi buku, alangkah baiknya kita mengenal sosok penulis yang bernama Mark Manson. Pada buku tertulis bahwa Mark Manson adalah seorang blogger kenamaan asal negeri paman Sam, lebih tepatnya kota New York. Selain nge-blog, Mark juga aktif menulis di media-media besar seperti New York Times, NBC, HBO, dan CNN. Di situ juga di tambahkan "dengan dua juta pembaca..". Setelah membaca kalimat itu langsung saya kunjungi laman blognya. Okay tak perlu diragukan lagi dari desain blognya sudah mewakili itu semua dan pastinya kelewat jauh dari blog yang sedang anda baca ini.
Masuk kepada pembahasan tentang isi buku, secara garis besar buku ini adalah buku self-improvement atau bisa disebut juga buku pengembangan diri. Jadi isinya ya nggak jauh dari pemikiran Mark yang apa adanya dan tidak basa-basi dalam mengungkap kenyataan bodoh tentang pendirian kita selama ini. Pada paragraf selanjutnya akan saya bahas beberapa gagasan yang Mark tulis. Ga semua dikasih ya karena kalau semuanya kena spoiler-arlert nanti.
Pada buku ini klausa bodo amat bukan diartikan sebagai ketidakacuhan terhadap sesuatu, Mark menjelaskan bodo-amat sebagai suatu tindakan yakin pada diri kita dan mulai tidak memedulikan dari tindakan itu sendiri. Jika bingung dengan penjelasan, intinya kita harus yakin dengan tindakan yang telah kita perbuat dan mulai tidak memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya dipikirkan. Jangan sampai kita terjebak pada suatu kecemasan yang menguras tenaga. Mark menganalogikan kecemasan itu dengan sebutan "Lingkaran-Setan". Ya, seperti kita bayangkan dalam lingkaran, tak pernah ada kata maju di dalamnya yang ada hanyalah perputaran yang menyebalkan.
Salah satu untuk memutus rantai "Lingkaran-Setan" itu adalah dengan mengakui secara terang-terangan kenyataan itu sendiri. Jadi misalkan anda salah dalam melakukan tindakan atau merasa malu karena tidak lebih baik dari orang lain. Maka solusi terbaik menurut Mark adalah jujur saja pada diri sendiri bahwa memang kenyataanya seperti itu lalu mulai berkata "Ya, masa bodo kalau saya buruk". Memang kejam sih, tapi sekiranya akan berguna dalam jangka panjang.
Kutipan pertama yang saya suguhkan di atas merupakan satu dari beberapa pernyataan favorit. Dalam bukunya Mark menegaskan kepada kita tentang perlunya pengalaman negatif di kehidupan. Mungkin lebih tepatnya kegagalan. Jadi jika ada kegagalan yang menimpa diri anda, hal tersebut sesungguhnya adalah hal possitif yang memberikan banyak pengajaran. Sebaliknya dengan mempertahankan pengalaman positif, sesungguhnya kita sedang melewatkan hal paling berarti dalam hidup kita. Intinya sih semakin banyak kegagalan, makan semakin banyak pula pembelajaran.
Masih berkorelasi dengan paragraf sebelumnya, karena sebuah kegagalan adalah hal positif maka Mark menganjurkan kepada kita untuk senantiasa berani menerima segala bentuk penderitaan dan jangan sesekali mengelak darinya. Karena penderitaan adalah suatu cara untuk membentuk kepribadiaan kita agar menjadi kokoh dalam menjalani kehidupan.
"Alasan sederhana mengapa kita mengalami penderitaan adalah bahwa secara biologis penderitaan bermanfaat. Ini adalah agen alami yang diperlukan untuk perubahan yang menginspirasi" (halaman-32).
Selanjutnya ada prinsip "Lakukan Sesuatu". Secara garis besar, prinsip ini mengajarkan kepada kita untuk selalu produktif dalam menggapai sesuatu. Jika ingin menggapai sesuatu atau menyelesaikan suatu permasalahan jangan menunggu motivasi untuk menyelesaikannya. Dalam buku ini Mark menjelaskan bahwa motivasi tak selalu datang sebelum tindakan dimulai akan tetapi motivasi bisa saja datang saat tindakan itu telah kita mulai. Dalam hal ini saya merasa sering betul dan sepertinya ada benarnya juga. Misalnya waktu itu saya pernah ingin sekali membuat cerita pendek tapi tak ada ide untuk mengembangkan cerita lalu saya memulai untuk menulis apa saja yang ada di kepala sampai pada akhirnya secara ajaib banyak ide-ide muncul dari tindakan itu.
"Tindakan selalu dalam jangkauan anda. Dan cukup mengandalkan ukuran "melakukan sesuatu" untuk menilai kesuksesan anda tersebut-maka kegagalan pun akan mendorong anda maju kedepan"(halaman -189).
Mungkin itu adalah beberapa gagasan favorit dari buku ini tapi itu bukan berarti yang lain merupakan gagasan buruk ya. Menurut penilaian saya, hampir mayoritas yang dibahas dibuku ini sangatlah bagus hanya saja poin yang saya jelaskan di atas merupakan poin yang sangat menarik. Dan satu lagi hal menonjol dari buku Mark Manson yang pertama ini, ialah tambahan sejarah dari beberapa tokoh populer di dunia. Semua sejarah itu digunakan Mark untuk menganalogikan dan memperkuat argumen yang ia kemukanan. Sejarah tokoh itu ada tentang Charles Bukowski, Buddhist, Dave Mustain, Pete Best dan masih banyak lagi.
Posting Komentar
Posting Komentar