Kabar tentang pemindahan ibu kota sebuah negara itu kini bukan lagi kabar burung. Ramai di surat kabar harian bahwasannya hari ini para petinggi dan ratusan anggota parlemen dari setiap partai sudah mulai merancang aturan kebijakan tentang Ibu kota baru. Tentu itu mengundang banyak wartawan untuk datang ke area sekitar tempat rapat. Dari banyak pertanyaan yang mereka punya, ada satu kesamaan, yaitu 'Mengapa rencana ini datang secara tiba-tiba?'. Akan tetapi, para wartawan harus sabar menunggu dua belas jam kedepan untuk mendapatkan press release dari bagian divisi humas kenegaraan.
Di lain tempat, para aparat berseragam lengkap dari kepolisian juga telah siap mengawal rapat demi menjaga ketertiban.
"Sial, Aku pikir pemindahan Ibu Kota ini hanya akan menjadi dongeng belaka namun ternyata aku salah"Ujar salah satu wartawan yang sedang duduk.
Wartawan di sebelahnya menimpali pernyataan itu dengan sebuah lelucon "Tidak ada yang mustahil di negeri ini kawan. Apa kamu lupa bahwa negara kita pernah punya sejarah membangun ratusan gedung dalam semalam"
Wartawan itu pun tertawa mendengar pernyataan dari rekan seprofesinya.
"Petinggi-petinggi kita memang pintar. Mereka tidak hanya mempelajari ilmu logika tapi juga ilmu hitam" Lanjutnya.
Sementara itu, situasi di dalam ruang rapat semakin memanas. Perdebatan antara pihak yang setuju dan tidak setuju terus berlangsung. Pihak yang setuju terus berargumen bahwa pemindahan Ibu kota ini merupakan proyek yang strategis dan akan berdampak besar pada ekonomi daerah yang akan di jadikan ibu kota baru. Sedangkan pihak yang tidak setuju membalasnya dengan pertimbangan dampak ekologis yang akan mengancam daerah tersebut.
"Izin kan saya dari Fraksi Partai Anjing mengemukakan pendapat. Menurut saya, sudah selayaknya daerah tersebut mulai kita akui keberadaannya. Melalui pemindahan ibu kota ini,diprediksikan membuka banyak peluang investasi dari luar, terutama perusahaan-perusahaan besar. Dan itu akan membuka lapangan pekerjaan bagi warga negara asing.." Akan tetapi, kesalahan ungkapan itu tidak terdengar jelas karena rekan-rekannya telah ramai bertepuk tangan mengekspresikan kehebatan pendapat yang luar biasa.
Tidak mau kalah pendapat, fraksi lain pun ikut menyumbang pikiran. Kali ini dari fraksi Partai Babi. "Untuk potensi permasalahan ekologis yang telah disampaikan oleh saudara-saudara tadi, saya kira itu hanya dugaan saja. Perlu ada peninjauan dari para ahli agar bisa dibuktikan secara nyata".
Mendengar pernyataan itu. Salah seorang dari kubu yang tidak setuju memaksa untuk berbicara namun pengeras suaranya tidak menyala. Atau mungkin sengaja dimatikan oleh sistem. Dia tak menyerah dan memilih tetap mengemukakannya tanpa pengeras suara "Tidak hanya itu saja. Pemindahan Ibu kota perlu dana yang tidak kecil. Lantas darimana saudara mendapatkan biaya untuk mewujudkan itu. Ketua pimpinan yang terhormat. Kami sangat berharap rencana pemindahan ibu kota ini dibatalkan dan jugaa......".
Suara ketukan palu memotong percakapan itu. Ketua pimpinan sidang telah menutup sesi dengar pendapat secara paksa karena situasi sudah tidak kondusif. "Cukup. Saatnya saya berbicara. Setelah melewati berbagai dinamika tadi dan sebagaimana dapat kita lihat bahwa tujuh dari sembilan fraksi memilih setuju. Maka telah kami putuskan bahwa proyek pemindahan Ibu kota baru akan mulai dimasukan ke dalam pembahasan program prioritas negara tahun depan"Ujar pimpinan sidang lalu mengetuk kembali palunya sebanyak tiga kali. "Baiklah, mari kita masuk ke pembahasan selanjutnya".
Tak puas dengan keputusan itu, kedua fraksi yang tidak setuju itu pun memilih untuk walkout dari ruang sidang.
Di luar, wartawan yang tidak menduga bahwa akan ada fraksi yang keluar dari ruang rapat, berbondong-bondong mengerubungi mereka dan langsung mencecarnya dengan banyak pertanyaan. Para penjaga yang melihatnya, langsung meminta para wartawan untuk lebih kondusif. Setelah semua sudah terlihat rapih, salah satu wartawan dipersilahkan untuk bertanya.
"Kenapa fraksi bapak memilih untuk walkout dari rapat?." tanya salah seorang wartawan.
"Semua yang ada diruangan itu kini sungguh biadab, Mereka telah setuju dengan ide pemindahan ibu kota dengan tidak memperhatikan resiko yang akan terjadi. Kami sebagai fraksi yang tidak setuju dengan ide itu memilih untuk tidak bertanggung jawab. Kami harap mereka di telan bumi hidup-hidup!!" Ujar salah satu anggota dengan raut kecewa sekaligus marah. Tidak lama kemudian mereka pun meninggalkan lokasi.
Para wartawan terus berusaha mengerubungi kembali kedua fraksi itu dan mencoba melempar banyak pertanyaan. Akhirnya kerusuhan pun tak dapat dihindarkan. Akan tetapi, kerusuhan itu mendadak berubah menjadi sebuah kepanikan. Terdengar suara gemuruh yang sangat kencang dari tempat mereka berdiri. Beberapa menit kemudian, guncangan dahsyat menyusul. Orang-orang berlarian panik menyelamatkan diri. Tidak disangka-sangka guncangan itu ternyata membuat lubang besar dan menenggelamkan gedung rapat ke dalam lava yang bergejolak. Nahas, semuanya terjadi begitu cepat dan mereka yang ada di gedung itu tak dapat menyelamatkan diri.
Posting Komentar
Posting Komentar