Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

Cerpen: Tokoh Utama Di Cerita ini adalah Domba

     


    Suatu hari di sebuah ladang rumput yang luas hiduplah kawanan domba ternak. Setiap pagi domba-domba tersebut selalu di lepas bebas untuk mencari makan. Walaupun di lepas begitu saja, domba-domba itu selalu disiplin dan tertib. Pada pagi hari ini misalnya, mereka tidak rusuh saat keluar dari kandang. Begitupun ketika menjelang petang, mereka akan masuk ke kandang dengan tepat waktu, 

    Kebebasan yang diberikan oleh pemiliknya itu membuat mereka bahagia. Tidak hanya memilih rumput berkualitas bagus, kebebasan itu juga membuat para domba-domba dapat berlari-lari bebas dan berinteraksi satu sama lain. 

    "Beruntung sekali ya kita punya majikan yang seperti ini. Lihatlah aku jadi bertambah gemuk karenanya dan bulu-buluku juga manjadi lebat." Kata salah satu domba kepada teman-temannya. 

    Salah satu dari mereka pun menjawab "Ya itu benar. Akan tetapi kita harus tetap berhati-hati. Jangan sampai kebebasan ini membuat kalian memasuki hutan belantara yang ada di sebelah sana. Kita tidak pernah tau makhluk apa saja yang tinggal di hutan itu." 

     Hutan yang mereka maksud memang menyimpan banyak misteri. Pohon-pohon rimbun yang menjulang tinggi membuat dataran sekitarnya menjadi begitu gelap. Hawa lembab akan siap menyelimuti setiap sel-sel indra peraba bagi setiap makhluk hidup yang memasukinya. Walaupun banyak warga penduduk desa yang bilang bahwa hutan tersebut bisa saja menyimpan banyak kekayaan alam tapi tetap saja tidak ada yang berani mencoba memasuki wilayah itu. 

    Suatu ketika, salah satu domba ingin sekali memasuki hutan belantara itu. Dia bosan dengan rasa rumput-rumput yang ada di sekitar peternakan. Domba itu ingin sekali menyicipi daun-daun dan buah-buahan yang ada di sana. Karena  kemauannya itu, dia mencoba mengajak domba-domba lain untuk pergi bersamanya. 

    "Hei, teman-teman. Adakah dari kalian yang ingin ikut bersamaku ke hutan itu untuk mencari makanan baru?" Ujar si Domba. 

    Domba-domba lain yang mendengar rencananya tentu langsung memberikan respon yang beragam. Ada yang bilang bahwa itu adalah rencana gila, ada pula yang merespon dengan ledekan, dan masih banyak lagi. Namun sang domba yang mempunyai rencana itu tidak menghiraukan ucapan teman-temannya dan tetap teguh dengan keinginan yang dia punya.

    Keesokan harinya, saat domba-domba lain keluar dan memilih rumput-rumput di sekitar untuk makan, salah satu domba melewati rekan-rekannya dengan percaya diri dan pergi ke arah hutan belantara. Melihat hal itu, mereka langsung mengembik demi mengingatkan salah satu kawan mereka. Namun bukannya berhenti, domba itu malah melanjutkan perjalannya dengan berlari. 

    Akhirnya, domba itu telah berhasil masuk ke dalam hutan belantara. Dia terus menyusuri setiap jengkal tanah yang bisa dijangkaunya. Baru beberapa puluh meter berjalan, Domba itu telah menemukan kumpulan semak dengan buah berwarna merah segar. Tanpa berpikir panjang, Dia langsung melahap buah dan dedaunan semak-semak tersebut. Tak disangka-sangka, ternyata rasa semak itu begitu sedap di mulut sang domba. Walaupun semak itu nikmat, dia tidak melahapnya secara tamak. Sang Domba memilih menyisakan ruang pada perutnya untuk tumbuhan-tumbuhan yang barangkali lebih nikmat. 

    Maka Sang Domba melanjutkan perjalannnya di hutan belantara. Semakin dalam dia menyusuri hutan itu, suara-suara raungan hewan yang tidak menampakan diri terdengar jelas. Akan tetapi, itu tidak mengurungkan niatnya untuk kembali menyusuri hutan tersebut. Tidak lama kemudian, Sang Domba kembali menemukan sebuah tumbuhan dengan diameter batang cukup besar. Tumbuhan itu tidak terlalu tinggi. Daun-daunnya dapat dijangkau oleh mulut Sang Domba. Dia pun mencicipi daun tersebut. Ternyata rasa daun itu lebih nikmat dari semak-semak yang dia temukan sebelumnya. Hati sang domba pun kini begitu senang. Di samping kenikmatan yang dia dapat dari hasil temuannya,  Sang Domba juga begitu bangga karena apa yang dikatakan oleh teman-temannya ternyata salah besar. 

    Sang Domba pun melanjutkan perjalanan. Seperti biasa setiap pemberhentiaanya, Dia selalu menemukan tumbuhan-tumbuhan baru yang lebih lezat. Sampai suatu ketika, hari pun semakin gelap dan Sang Domba tentu berniat untuk pulang ke kandangnya. Dengan hati senang dan perut yang kenyang dia tak sabaran untuk memberi tahu kebenaran yang ada di hutan belantara itu. Dia pun berjalan dan berjalan. Namun bukan ke arah jalan pulang melainkan berjalan semakin dalam ke arah hutan dan tersesat dalam kebahagiaan. 

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter