Zaman boleh saja semakin maju dengan teknologinya tapi Ratu Nasi Boks tetap akan mempertahankan semua tradisi yang telah Dia jalani selama puluhan tahun dalam menyajikan makanan untuk para pelanggannya. Mulai dari bahan-bahan yang digunakan sampai dengan peralatan memasak. Tidak hanya itu saja, Ratu melakukan semua pekerjaannya seorang diri. Dia diberi julukan Ratu Nasi Boks karena keahliannya dalam menyajikan pesanan nasi kotak. Berapapun pesanan nasi yang kalian minta, ratusan, ribuan, bahkan jutaan pun akan dia jabani.
Soal rasa jangan ditanya. Sang Ratu juga ahli dalam menjaga kualitas rasa pada makanannya. Itulah mengapa banyak pelanggan dari kalangan pengusaha kaya dan para penguasa di tanah Jawa sering memesan nasi boks untuk acara-acara besar. Baik itu syukuran atau acara pernikahan.
Ratu tidak pernah mengambil untung sepeserpun dalam memenuhi pesanannya. Semua bahan akan dia hitung secara detail untuk memastikan bahwa harga yang ditawarkan olehnya hanya untuk menutupi modal. Bagi Sang Ratu, memasak adalah cara dia agar bisa bahagia. Cukuplah bahagia sebagai ganti dari keuntungannya.
Dia juga merupakan orang yang sangat peduli dengan sesama manusia. Setiap malam hari, Ratu akan memasak untuk orang-orang yang kelaparan. Dengan menggunakan sepeda ontel miliknya, Dia akan membagikan ribuan kotak nasi bagi pengemis yang berceceran di pinggir jalan dan ruko-ruko kosong. Jangan pernah meremehkan cara ratu membagikan kotak-kotak nasi. Walaupun hanya dengan menggunakan sepeda ontel, pada kedua bahunya dia sanggup menahan ratusan nasi kotak dengan seimbang. Sisanya akan dia taruh pada keranjang dan bagian belakang sepeda.
Ketika tengah malam tiba, suara derit kayuhan sepeda Sang Ratu akan membelah keheningan malam. Sebenarnya, suara itu dapat didengar melalui radius sepuluh meter namun para gelandangan itu tentu telah tidur dan tenggelam dalam mimpi yang dipaksakan. Mereka memaksa bermimpi untuk menghilangkan rasa laparnya.
Sayang beribu sayang, Di balik itu semua, Ratu mempunyai sebuah pilu di hatinya. Semua bermula karena kepergian anak lelaki satu-satunya. Sang anak tidak setuju dengan keputusan ibunya yang rela tidak mendapat untung dari hasil jasa memasak nasi kotak. Sang anak merasa bahwa itu merupakan tindakan perbudakan. Niat sang anak memang baik, disamping dirinya yang membantu memasak semua makan, dalam hatinya dia ingin Sang Ibu juga dapat menikmati hasil kerja kerasnya untuk kesenangan dunia. Dari situlah sang Anak pergi tanpa alasan dan sepengetahuan sang ibu,
Sebagai pelipur lara, sang Ratu sering kali mencari anak-anak gelandangan yang sulit tidur karena kelaparan. Lalu, Dia akan menyuapi makanan yang dibuatnya ke anak-anak gelandangan tadi. Tidak hanya itu saja, sang Ratu juga akan menceritakan sebuah dongeng sampai mereka tertidur. Sekiranya, itulah yang juga dia lakukan kepada anak lelakinya ketika masih kanak-kanak.
Sepuluh tahun sudah anak lelakinya meninggalkan sang Ratu. Tak pernah sekalipun Ia menerima sepucuk surat dari sang anak. Di dapurnya yang sedang mengebul uap-uap sup yang sedang dimasak, Dia meneteskan air. Hatinya pilu karena rindu yang menumpuk. Memasak tidak lagi menjadikan dirinya bahagia.
Di sela-sela pilunya, tiba-tiba terdengar suara derit pintu reyot rumah yang terbuka. Sang Ratu segera menghapus air matanya dan pergi dari dapur untuk menyambut tamu yang datang. Terlihat seorang lelaki gagah berpakaian dengan setelan jas yang begitu elegan berdiri di mulut pintu.
Mereka saling tatap.
"Ibu. Aku pulang untuk membawakanmu dunia dengan seisinya agar kau tidak perlu repot-repot memasak nasi kotak lagi. Tak akan kubiarkan mereka membuat keringat ibu terbuat sia-sia"
Sang Ratu tidak kuasa menahan tangis lantas segera memeluk anak lelakinya yang sudah menginjak dewasa. Ternyata itulah alasan sang anak pergi selama ini.
Posting Komentar
Posting Komentar