Judul : Mereka Bilang Saya Monyet
Penulis : Djenar Mahesa Ayu
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2002
ISBN : 9796869934
Rating : 3.24
" Percuma bicara kepada seseorang-atau tepatnya makhluk-yang senang dan mampu berbohong pada dirinya sendiri" (hal.7)
Karena bosan membaca novel, saya pun memutuskan untuk mencari pengalaman baru dalam membaca buku. Mencoba mencari di rak-rak buku bekas milik bibi dan akhirnya saya menemukan buku dengan judul yang sangat unik. Saya hanya membaca beberapa lembar waktu itu. Tidak mau keseruan membaca buku ini hilang begitu cepat saya berhenti membacanya dan segera menyimpan buku ini untuk dibaca di taman kampus. Setelah membacanya sampai habis, saya pun menyimpulkan bahwa isi buku ini cukup mengejutkan.
Buku dengan judul unik ini bisa dibilang buku vintage karena terbit dua puluh tahun yang lalu tepatnya tahun 2002 akan tetapi tenang saja kalian masih dapat membelinya di platform belanja situs online. Buku ini berisikan 11 cerita pendek yang ditulis oleh Djenar Mahesa Ayu. Pada Bab pertama kalian akan langsung disuguhkan cerita pendek yang judulnya sesuai dengan judul buku ini dan cerpen itu adalah salah satu cerpen favorit saya.
Lanjut ke isi setiap cerita yang dihadirkan. Sejujurnya saya merasa kesulitan memahami kadungan dari setiap cerpen yang ada di buku ini. Hal itu dikarenakan penulis menggunakan banyak metafora untuk menyampaikan pesan ke para pembacanya. Sejauh yang dapat saya tangkap, secara keseluruhan di dalam setiap ceritanya penulis ingin menyampaikan keresahannya terhadap kemunafikan manusia, meluapkan kemirisannya kepada anak yang kurang kasih sayang dari salah satu atau mungkin kedua orang tuanya, kekerasan seksual pada perempuan, dan kekerasan dalam rumah tangga yang berdampak pada masa pembentukan karakter anak.
Tidak lengkap rasanya jika saya tidak menjelaskan beberapa isi kandungan pada cerpen yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan kalian dalam membaca buku ini. Okay mari kita mulai dengan cerpen yang berjudul "Lintah". Salah satu cerpen yang paling banyak dibahas di Goodreads. Di cerpen ini binatang lintah adalah sebuah perumpamaan dari sosok pria yang merebut perhatian anak dari sang Ibu. Sebagaimana lintah yang kita ketahui, binatang ini berusaha menghisap darah makhluk mamalia. Namun di dalam cerita, lintah berusaha menghisap waktu dan perhatian yang saharusnya milik seorang anak. Karena kedatangan lintah atau dapat kita katakan sebagai seorang pria baru, sang anak jadi kehilangan kasih sayang dari sang ibu. Tidak hanya itu saja lintah itu juga melakukan pelecehan kepada sang anak.
"Hubungan Ibu dan lintah semakin erat saja. Kalau dulu Ibu hanya akan mengeluarkan lintah dari rumahnya dan membawanya ke kamar, sekarang Ibu membawanya kemana-mana" (Hal.13)
"Lintah itu sudah menjadi ular kobra...Ular itu menyergap, melucuti pakaian saya, menjalari satu persatu lekuk tubuh saya" (Hal.17)
Selanjutnya ada cerpen "Melukis Jendela" . Di cerita ini kita akan disuguhkan dengan kisah Mayra , seorang anak hasil dari hubungan gelap dan tidak tahu siapa ibunya. Anak itu harus meluapkan harapannya tentang keharmonisan keluarga ke dalam gambar-gambar jendela. Di dalam gambar-gambar jendelanya itulah Mayra bisa merasakan hangatnya sosok ibu dan ayah walaupun hanya dalam angan-angan belaka. Melalui cerpen berjudul "Melukis Jendela" kita disadarkan bahwa betapa pentingnya peranan Ibu dan Ayah dalam tumbuh kembang anak.
"Maka Mayra melukis jendela. Sebuah jendela besar tanpa tirai menghadap ke sebuah dunia yang ia inginkan. Ia sering masuk ke dalam jendela itu lalu menemukan dirinya terbaring di hamparan hangat pasir" (Hal. 38)
Itu lah salah dua dari cerpen yang menurut saya maknanya cukup dalam. Selain itu, ada juga bentuk cerita unik yang format pembuatanya terinspirasi dari Short Massage Service. Sebagaimana SMS pada umumnya di dalam cerita itu terdapat pengirim, isi pesan, dan waktu pengiriman. Jadi, cerita yang dihadrkan tidak disampaikan ke dalam bentuk paragraf.
Oh iya, ada satu pesan yang musti saya sampaikan kepada kalian yang berencana membaca buku ini, Menurut saya, buku ini dikhususkan untuk kalangan yang umurnya sudah menginjak 18 tahun ke atas. Hal itu dikarenkan banyak istilah-istilah kata seksual di beberapa ceritanya sehingga kurang etis untuk kalian yang masih dibawah 18 tahun.
Mungkin segitu dulu sesi review buku pada kesempatan kali ini. Semoga informasi yang saya berikan dapat bermanfaat bagi kalian semua. Mohon maaf apabila ada kalimat yang sulit dipahami. Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih bagi kalian yang sudah menyempatkan membaca laman blog ini. Sekian
Posting Komentar
Posting Komentar